[curhat] Perjalanan menuju sehat 2
Inti dari
curhatan sebelumnya adalah bahwa dalam kurun waktu 10 tahun, saya semakin
merasakan bahwa tubuh saya semakin tidak sehat. Terutama di 5 tahun terakhir.
Saya sering mengabaikan alarm tubuh dan menganggapnya “biasa tuh kalau lagi
stress”. Kesian amat si stress disalahin melulu. Minum kopi, bisa sampai muntah
karena asam lambung naik, lalu menyalahkan kopi dan stress, karena biasanya
kalau tidak dalam kondisi tertekan, akan baik-baik saja. Gitu deh. Banyak
pembelaan diri “aku sehat kok”, padahal...
2002 kalau gak
salah, saya pertama kali dengar tentang Food Combining (disingkat FC yah, gak
afdol kalo gak ada singkatan *ngikik*). Taunya juga dari artis-artis di
infotainment. Waktu itu juga saya belum jadi orang yang terliterasi untuk
selalu memanfaatkan internet untuk mencari informasi. Masih pake floppy disk
juga sih waktu itu :))) angkatan 90an kenal lah ya sama Mbak Floppy ini. Saya
bukan tipe pemakan nasi atau karbo dalam setiap makan. Di rumah pun gak ada
istilah “udah makan nasi, belum?”. Makan roti itu adalah makan buat saya, bukan
nyemil. Kentang itu adalah makan. Mie ayam itu makan besar. Jadi bukan makan
nasi patokan saya sudah makan/belum. Saya makan sandwich karena saya ingin
makan sandwich, bukan karena ingin kurus *lirik orang-orang yang suka nuduh
saya diet untuk kurus*. Nah, maksudnya sih mau cerita bahwa bahkan sebelum tau
tentang FC, saya biasa makan sayur dan protein saja, atau karbo dengan protein
nabati, tapi ya seringnya mah gak gitu hahaha. Jadi sebatas teori saja. Lagi
pula gak tau-tau banget FC itu gimana, cuma ngeh tentang misahin karbohidrat
dengan protein hewani. FC ini bahan obrolan dengan dosen Reading Comprehension,
ganteng dan pinter. Kalau ngomongin pelajaran kan ribet ya, mending ngomongin
makanan, happy gitu :D
2010 saya kenal
nama Dr Tan Shot Yen. Ini berawal dari membahas soal asupan susu bagi orang
dewasa. Waktu itu saya ditawari susu soya, tapi emoh karena ngeliatnya kok kaya
tepung diencerin :D lalu mulailah obrolan tentang consuming raw food, tidak
sering-sering mengkonsumsi protein hewani. Saya sampai membeli bukunya Dr Tan.
Pernah kepikiran pingin konsultasi pas di Jakarta, tapi gak jadi. Konon beliau
galak :)) tapi galaknya lebih kurang gini “lha, pola makan kamu kaya gitu,
terus mau sehat? Mana bisa!” gitulah. Saya hobi makan sayuran mentah, minum
susu soya dan buah-buahan. Di bukunya, Dr Tan bertutur bahwa kita harus tau apa
yang kita makan, gak cuma sekedar makan aja. Dijelaskanlah banyak perkara
tentang makanan dan akibatnya ke dalam tubuh. Sate yang dipanggang itu aw, gak
sehat ternyata. Goreng-gorengan hindari. Coba deh baca sendiri, atau browsing
tentang beliau, banyak di internet :D
2014 saya tau
tentang diet mayo. Ini bikin saya tergiur dengan “merestart tubuh” dengan tidak
konsumsi garam selama 13 hari. Masuk akal sih, dalam sekali makan saya bisa ada
kandungan garam yang numpuk; dari sambal, dari ayam goreng, dari kerupuk, dari
saus dan lainnya dalam satu piring *tutup mata*. Sebelum mulai mayo ini, saya
sudah membiasakan diri dengan makan makanan dengan kandungan garam yang rendah
plus sayur buah dengan jumlah yang lebih banyak daripada biasanya. Saya coba
dua hari. Lalu berhenti, karena tidak mau tubuh kaget. Lalu coba lagi dan saya
bertahan 6 hari, dan melakukan kesalahan di hari keenam itu; telat makan yang
berakhir gemeteran. Saya banyak baca
tentang Mayo Clinic yang menggagas diet jenis ini, suka dengan tujuannya Healthy
Lifestyle. Di situ dinyatakan akan ada 12 hari pertama yang menentukan, lalu 10
minggu selanjutnya membiasakan makan makanan seimbang dan kebiasaan ini
dilanjutkan SEUMUR HIDUP. Sebetulnya ini seperti yang dijelaskan Dr Tan juga,
banyak makan sayur dan buah, sedikit makan daging merah, kudapan sehat seperti
almond. Gitulah, dasarnya sama. Cuma, saya gak menemukan 12 hari yang
menentukan itu sebetulnya apa dan bagaimana pelaksanaannya. Hanya saja yang
beredar di Indonesia adalah 13 hari tanpa garam dengan menu yang sudah saklek.
Pada
pelaksanaannya, saya gak ikutin menu yang beredar itu, gak selera hihi saya
masak apa yang saya mau, dengan catatan tanpa garam. Saya mengalami sembelit di
3 hari pertama ikutan mayo diet a la orang-orang yang mencoba di Indonesia ini,
sebetulnya merasa ada yang salah dengan sembelit itu, tapi kenapa penjelasan di
internet selalu “itu normal”. Saya ikut-ikutan berpikir bahwa mungkin karena
makanan diserap semua ya, mungkin, karena toh saya gak tau penjelasan ilmiahnya
apa. Ah. Sarapan pun hanya diperbolehkan teh atau kopi, sementara di Mayo
Clinic disarankan makan buah yang membantu meringankan kerja proses pencernaan.
Beda yah. Entahlah. Hal yang bikin saya seneng adalah dalam dua hari pertama,
jarum timbangan bergerak ke kiri, saya turun tiga kilogram. Ini bikin bahagia
banget. Ya, mungkin karena gak ada
asupan garam, jadi gak ada alat pengikat air dan lemak, ya? Hihi gak ngerti
juga. Tapi ya itu dia, saya berhenti di hari keenam. Saya berhasil turun 4,5
kilogram :D Celana longgar, tidur lebih enaklah, bangun agak segeran. Sampai
sekarang pun masih di angka yang sama, alhamdulillah. Celana pada longgar :D Jadi,
walaupun hanya enam hari, saya rasakan juga manfaatnya dan siksaannya
hahaha...Bayangin aja sekian puluh tahun makan makanan berasa dari penyedap,
tiba-tiba harus makan dengan rasa yang alami dari bahan yang dimasak. Jujur sih
nyiksa, walaupun makanan yang saya masak enak-enak :D
Selesai tentang
mayo, setelah enam hari itu, saya tetap makan buah untuk sarapan, menambah
asupan sayur dan mengatur jumlah karbohidrat juga protein yang masuk dan
menakar jumlah makanan bergaram yang masuk ke tubuh. Yah, gimanapun, tetep aja
makanan saya selama ini penuh micin dan garam, taulah ya itu gak baik untuk
kesehatan, makanya saya kurangi. Mengenai sayuran, saya makin rajin makan
sayuran mentah, walaupun udah biasa sih. Tapi sejak mayo itu, kualitas dan
kuantitasnya meningkat.
Seminggu sebelum
hari raya haji kemarin, saya mengalami minggu yang menyebalkan. Kepala saya
berat, leher tegang, ngantuk hampir sepanjang hari. Entah kenapa deh. Padahal
saya jarang makan daging-dagingan. Mungkin karena kafein, kurang tidur dan
stress. Iya, nyalahin stres :)) Lalu saya mulai ngobrol sama Mba Dyah tentang kekhawatiran saya ini. Saya gak mau
lulus Ph.D dan penyakitan. No way! Saya dan Mba Dyah membahas tentang FC. Here we go with the old informantion that I
never dig up to know about. Lalu saya mulai membaca-baca di internet. Saya
menemukan kunci kenapa makanan sehat yang saya makan tidak membuat saya sehat,
selain karena saya jarang olahraga dan kurang tidur. Manggut-manggut setiap
kali menonton tayangan di youtube atau membaca artikel tentang FC. Serem. Serem
dengan apa yang pernah saya makan, bagaimana saya memakannya, kapan saya makan.
Duh. Padahal selama ini saya rajin banget hunting informasi tentang hidup
sehat, menu makanan sehat, for the sake
of healthy living. Tapi ternyata caranya salah. Jadi, sesehat apapun
makanan saya, yaa gitu deh :D
Sejak itu, saya
mulai pelan-pelan memahami FC dengan lebih detail. Seperti biasanya, ketika
saya melihat satu kebiasaan yang disebutkan sebagai sehat, saya mencari tahu
sampai saya merasa ini logis dan I can apply this. And here I am..Tipikal
akademisi ya, nyariiii terus informasi, ini disambungkan ke itu, gak puas ya
cari lagi, dig up all possible
information to get a satisfaction understanding. Hal yang selalu diabaikan
itu adalah tentang bagaimana tubuh ini bekerja. Kapan prosesnya berlangsung.
Jadi fokusnya tentang makanannya saja, bukan bagaimana makanan itu kemudian
diolah dan pengaruhnya ke tubuh.
Sejauh ini, saya
menemukan benang merah tentang Mayo diet, rawfood
consumption dan FC: porsi sayur dan buah yang lebih banyak berbanding
protein dan karbohidrat. Raw vegetable lebih baik untuk menghindari kerusakan
enzim yang terkandung. Protein hewani dibatasi. Cara makan dan pola sirkandian
di FC menyempurnakan bagaimana proses pemakanan dilakukan. Ini yang bisa saya
simpulkan sampai sekarang ya. Akan terus belajar lagi. Ini bukan tentang jarum
timbangan ke kiri atau kanan, ini tentang saya ingin hidup lebih sehat untuk
seterusnya. Ini tentang saya yang belajar hidup lebih sehat ya, nothing to do
with you :)
Hmm, got to go :D
lanjut besok-besok lagi yah..
2 komentar
gw pemakan segala .... segalanya gak pernah habis *nunduk malu*
ReplyDeletegak doyan susu, dan segala produk keturunan nya.
tapi gw doyan olahraga, suka banget cari keringet ... apalagi kalo keringetnya bisa jadi duit.
jadi pula hidup sehat yang bisa gw lakukan ya cuma olahraga rutin, kalo soal makan gw nyerah lah
Aku juga rutin, Mbak olahraganya...rutin sebulan sekali :))
Delete