Tentang Lebaran
Lupa kapan
terakhir saya berlebaran di Kajang, kota tempat saya sekolah tujuh tahun
terakhir ini. Sempat pulang selama 2,5 tahun ke tanah air memberikan kembali
hari-hari lebaran Idul Adha saya di rumah, pulang ke keluarga. Lebaran tahun
ini, saya kembali merayakannya di sini. Ah, ini bukan tahun pertama saya
lebaran jauh dari keluarga. Sejak melepas status sebagai anak SMA, saya sudah
tinggal terpisah dari orangtua :) Teman-teman pun banyak yang mengalaminya,
kan? Tapi tahun ini agak sedikit sedih.
Teman saya tidak
seramai dulu. Masa idle membuat saya
terputus dari rantai pertemanan dengan mahasiswa-mahasiswa baru. Agak sedih,
karena sepi. 2,5 tahun saya hanya bolak-balik Jakarta-Kajang, di tahun-tahun
itu pula saya lebih banyak menghabiskan waktu saya di Jakarta, daripada di
Kajang. Dengan begitu, saya agak tertinggal dalam beberapa fase kedatangan
mahasiswa baru. Akibatnya, entah ini akibat atau bukan, lingkaran pertemanan
hanyalah yang sisa-sisa, mulai kecil lingkarannya. Sejak kembali ke sini awal tahun
2014, saya tertimbun deadline dan tumpukan data yang luput dari analisis.
Hari-hari hanya duduk di meja belajar di rumah atau di sudut perpustakaan.
Begitu dari pagi hingga sore, kadang malam. Kadang tidur pun sambil berpikir.
Ada kalanya bisa berpikir. Ada kalanya buntu.
Kembali lagi
tentang lebaran, tahun ini sungguh bingung mau ngapain. Nanti pergi ke masjid
dengan siapa. Akan pergi ke masjid mana. Bisa shalat atau tidak. Setelah shalat
lalu apa. Tidak terbayang. Sebagian teman sudah terbang pulang sejak entah seminggu
atau dua minggu lalu. Sebagian lagi memilih tidur. Ada pula yang sudah punya
rencana dengan keluarga barunya. Sebagian lagi berulang-ulang bertanya “mau apa
kita?”.
Dua minggu lalu,
keputusan pertama adalah saya tidak bisa pergi kemana-mana, karena dua bulan
stuck dengan bab 5, dan baru ditemukan kusutnya benang, sudah terurai, tinggal
menjahit lagi. Deadline baru, minggu
depan menyerahkan enam bab yang menjadi hutang dari kemarin. Andai saja
kusutnya benang tidak butuh waktu dua bulan untuk ditemukan simpulnya. Lalu,
awal minggu ini keputusan kedua adalah bahwa saya tidak bisa shalat di hari
lebaran. Kemudian, semalam ada keputusan ketiga, berkunjung dan menginap di
rumah seorang teman di daerah Putrajaya. Menginap dibaca sebagai pindah tempat
kerja. Teman bersedia rumahnya dijadikan tempat untuk mencari inspirasi menulis
tesis. Semoga Selasa depan hutang bab saya lunas. Tidak sabar untuk menuliskan
tiga bab terakhir, untuk semuanya disatukan menjadi disertasi doktoral. Semoga.
Saya berjanji
memasak steak rumahan untuk merayakan lebaran, teman pun bersetuju :) Jadi,
lebaran saya tidak ada sate. Apa rencana lebaranmu?
0 komentar